MY LIFE
Disclaimer: Masashi K
Pairing: SasuSaku
Rate: T
Warning: banyak typo, alur gaje,dll
CHAPTER 2
Aku mulai
menyusuri lorong yang panjang dan penuh dengan buku itu. Mataku dengan lincah
mencari bagian ilmu kedokteran. Ya, aku ingin menjadi dokter, sejak kecil aku
memang sudah memimpikannya. Setelah beberapa menit aku melihat-lihat, akhirnya
aku menemukan buku yang kucari. Segera aku mengambilnya dan duduk di tempat
favoritku di perpustakaan. Tempat di pojok perpustakaan yang tenang dan saat
ini cahaya matahari menembus jendela. Sejenak aku menyenderkan punggungku dan
memejamkan mataku. Setelah beberapa saat, aku mulai memperlihatkan manik emerald
ku dan meregangkan tubuhku lalu mulai membuka buku. Mataku menari-nari di
setiap halaman yang kubaca. Membaca setiap kata yang ada dan memahami nya.
TEEET…TEETT…TETT
Aku mendengar
bel sudah berbunyi. Kuarahkan kepalaku ke letak jam di perpustakaan, yang
ternyata sudah menunjukkan pukul 7.30. dengan
segera aku mengembalikkan buku tersebut ke letak semula dan mulai melangkahkan
kaki ke kelas ku. Saat kulihat, hanya beberapa anak yang ada di kelas. Entah itu
yang sedang bergosip maupun hanya sekedar membaca buku. Tanpa pikir panjang, aku
langsung menuju bangku ku yang ada di pojok kelas tersebut. Tak ada yang
menyapaku maupun melihatku. Aku hanya dianggap angin lalu oleh mereka. Tapi sekarang
aku sudah terbiasa dengan itu semua dan menganggap teman hanyalah omong kosong.
Namun tak ku pungkiri juga bahwa keinginan memiliki teman tetap ada di benakku.
Beberapa menit
setelah aku masuk, mulai banyak siswa di kelasku berdatangan. Tetapi,aku tak
mempedulikan mereka dan hanya memandang ke luar jendela. Aku jadi teringat
teman kecilku dulu saat ayahku masih ada, Ino Yamanaka. Jika dia disini pasti
dia akan terus menemaniku sebagai sahabat. Tapi ya sudahlah,mungkin dia sudah
bahagia sesudah pindah dan bahkan sudah melupakanku. BRAKK!!!. Aku berjengit
kaget dan menolehkan kepalaku ke asal suara itu. Ternyata suara itu berasal
dari Karin yang menggebrak mejaku tadi. Aku jadi sempat berpikir, apa tangannya
tidak sakit ya saat menggebrak mejaku tadi? Okay lupakan pertanyaan konyol itu.
Aku menatap matanya yang sedang menatap marah kepadaku. Aku tak habis pikir, emang
apa sih salahku padanya?. Namun tetap saja aku tak berani menentangnya, karena
dia berasal dari klan uzumaki.
“ Hei Haruno, kenapa laci mejaku masih kotor?”
tanyanya dengan nada sok dilembutkan yang tersirat kemarahan dan kebencian di
dalamnya. Aku jadi ingat, tadi aku lupa membersihkan laci meja. Ini gawat. “Haruno!,
aku berbicara kepadamu!, tak bisakah mulutmu yang busuk itu menjawabnya?”lalu
dia mencengkeram mulutku dengan keras menghadapkan mukaku ke arahnya. “ Aww!!,
ma-maaf Karin, aku tadi lupa. Maaf.” Apa?! Lupa katamu?. Bilang saja kau malas
Haruno. Huh!,liat saja nanti akan kuhukum kau” ucap Karin dan langsung menghempaskan
wajahku ke meja. Siswa lain hanya menatapku kesal karena kerja piket ku yang
tak becus, yang seharusnya mereka kerjakan. Bukankah seharusnya mereka
bersyukur aku mau melakukan kewajiban mereka?.Tak ada tatapan iba, lagipula aku
tak mengharap tatapan iba dari mereka. Beginilah keseharianku, di bully terus
menerus. Apa mereka tak bosan hanya membullyku terus?memang mereka tak ada
kerjaan apa?. Namun walaupun begitu, aku tak pernah mengatakan hal ini ke
ibuku. Aku tak mau ia cemas. Lagipula,bully ini hanya menciptakan luka ringan.
Karin kembali ke tempat duduknya dan sesaat
setelah ia duduk Kurenai-sensei masuk ke kelas kami. Ia mulai menerangkan
pelajaran matematika itu kepada kami. Aku menegakkan tubuhku dan mulai
memperhatikannya. Namun beberapa saat
setelah itu Sasuke Uchiha datang dengan penampilannya yang terkesan
awut-awutan, tapi justru tak membuatnya kehilangan kharisma dan parasnya yang
tampan-menurutku tidak-. Seketika itu juga kelas yang tadinya tenang berubah
menjadi berisik dengan teriakan-teriakan bodoh fangirls Sasuke yang ada di
kelas. Aku hanya bisa menghela napas karena ulah mereka. Kenapa mereka begitu
menyukai Uchiha itu. Lagipula ia tak setampan itu. Kenapa mereka begitu sempatnya
memikirkan Uchiha yag memiliki model rambut yang super duper aneh berbentuk
seperti pantat ayam daripada memikirkan banyaknya materi pelajaran yang harus
dipahami. Sungguh aku benar benar tak habis pikir.
“ Maaf aku
terlambat” maaf Sasuke kepada Kurenai-sensei dengan mukanya yang amat sangat
datar, yang sama sekali tidak menunjukkan raut menyesal sama sekali. “hah…,
baiklah kamu bisa kembali ke tempat dudukmu” ucap Kurenai-sensei sambil
menghela napas. Ia yang terkenal tegas pun takkan berani memarahi Uchiha
tersebut, jika ia masih mau mengajar di KHS. “Hn” ucap Uchiha dengan ‘hn’
andalannya tersebut dan melangkahkan kakinya menuju bangkunya. “Baiklah
anak-anak, mari kita lanjutkan”.
Jam telah
menunjukkan pukul 9 yang menandakan saatnya istirahat. Saat aku mulai beranjak
meninggalkan bangku ku, tiba-tiba Karin dan antek-anteknya menghadangku. “Haruno,
saatnya hukuman” ucap Karin dengan seringainya yang berhasil membuatku bergidik
dan berkeringat dingin. Seketika itu Shion dan Tayuya, antek-anteknya itu
menyeretku ke toilet perempuan yang sudah lama tak dipakai yang sekarang
keadaannya sangat menjijikan dan tak layak pakai. Sampai disana tubuhku
langsung dihempaskan ke lantai yang berdebu. Tiba-tiba rambutku dijambak oleh
Karin membuatnya rambutku terurai dan
menyeretku ke kloset. Kacamataku telah jatuh entah kemana. Karin lalu
menceburkan wajahku ke dalam kloset tersebut dan menarikku lagi berulang-ulang.
Tidak jarang wajah dan pelipisku terbentur pinggirannya karena mencoba
memberontak, membuatnya berdarah.
Setelah mereka
puas, mereka lalu meninggalkanku begitu saja disana dengan keadaanku yang
berantakan dengan wajah memar dan berdarah. Dengan samar aku melihat Karin yang
keluar dari toilet ini, secara tak sengaja bertemu dengan Uchiha itu langsung
menggandengnya dengan manja. Murahan sekali dia. Sebelum aku pingsan aku
melihat seseorang berambut merah mencoba menolongku. Namun aku langsung tak
sadarkan diri saat orang tersebut sudah menggendongku.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar