I love my life

I love my life

Senin, 26 Oktober 2015

fanfiction

hai semuaaa!!!  aku udah lama banget ga update fict lagi and bikin kangen rasanya...tapi sayangnya penyakit wb nya ga ilang ilang nih. salahin aja kegiatan sekolah yang banyaknya minta ampun. sumpah itu buat aku kesal.  gimana ga jengkel sih coba aja bayangin kegiatan sekolah sampe jam 4 and habis itu pulang dengan jarak tempuh yang tak bisa dibilang dekat ditambah macet perbaikan jalan. ugh ngeselin!.  well,hiraukan aja postingan ga bermutu ini. lagipula ini hanya sekedar curcolan dariku. see yooouu!!

Sabtu, 07 Februari 2015

MY LIFE chapter 3 a Naruto Fanfiction




                                                 MY LIFE
                                      Disclaimer: Masashi K

                                                 Rate: T
                              Warning: alur gaje, banyak typo,dll

 CHAPTER 3

Sakura mulai membuka matanya perlahan. Bau obat-obatan yang menyengat mulai tercium indra penciumannya. Perlahan, ia pun mengedarkan pandangan ke sekelilingnya yang serba berwarna putih itu,membuatnya menyadari bahwa dia sekarang berada di UKS. Namun,ia bingung. Bukankah tadi dia berada di toilet dan di bully oleh Karin?. Lalu siapakah orang yang berbaik hati membawaku kesini? Pikir Sakura. Saat Sakura hendak mendudukkan dirinya di kasur, tiba-tiba kepalanya langsung merasa pening dan akhirnya mengurungkan niatnya. Ia mencoba untuk kembali tidur. Namun tetap saja ia tak bisa karena pening telah terlanjur menderanya. Jadi ia hanya berbaring dengan pikiran melayang entah kemana.

KRIEEETT…

Tiba-tiba pintu UKS terbuka menampakkan sosok Shizune-sensei yang memasuki UKS dan menghampiri Sakura yang masih terbaring lemah di kasur. “Sakura, kau sudah bangun? apakah kau merasa lebih baik? Tadi Gaara yang membawamu kesini” Tanya Shizune-sensei dangan wajah khawatir. Ya,dia adalah satu-satunya guru yang perhatian padaku dan yang emngobati luka yang kudapat sehabis di bully oleh Karin. “Sabaku-san sensei?”tanyaku balik dengan wajah heran kepada senseiku itu.”Sabaku-san membawaku kesini? Itu sangat tidak mungkin. Tapi senseiku spertinya memang tak berbohong kepadaku. Ah aku akan mnanyainya dan berterimakasih kepadanya nanti” ucap inner sakura .“iya,  aku yakin tak salah orang. Jadi bagaimana keadaanmu?”.“kepalaku sangat pening sensei,bolehkah aku disini dulu?” tanyaku ku samil menahan pening dikepalaku yang sangat menyiksaku ini.”Sialan kau Karin!” umpatku dalam hati. “baiklah, kalau begitu aku akan mengambil obatmu sebentar dan aku akan segera mengurusnya ke kelasmu” Shizune-sensei lalu membuka kotak obat dan memberikan obat dan segelas air putih kepadaku- sudah dalam posisi duduk -yang langsung kuminum. Setelah itu ia langsung pergi meninggalkan ku sndirian di UKS,menuju kelasku.
Aku kembali merebahkan tubuhku di kasur dan pada akhirnya aku tertidur karena efek obat yang diberikan tadi. Namun aku bermimpi sedang berada di padang rumput yang luas dan penuh dengan unga bunga yang mekar mengeluarkan bau semerbak yang menenangkan. Disana juga berterbangan kupu-kupu berwarna-warni serta angin sepoi-sepoi yang menerbangkan rambut panjangku perlahan. Tetapi,disana aku bertemu seorang anak lelaki berambut hitam dan wajahnya tak terlihat jelas, tapi aku tau kalau dia sedang tersenyum kepadaku.

“ Saku-chan, lihatlah! Aku membuatkanmu sesuatu!”
“ Memang apa yang kau buat Sasu-kun? Aku penasaran” Tanya anak perempuan itu yang sepertinya adalah aku saat masa kecil.
“kalau kau penasaran sekarang tutup matamu, aku akan memasangnya kepadamu. Tapi awas saja jika kau mengintip! Aku akan merusaknya” ancam anak lelaki berambut hitam itu.
“ ahhh… kenapa harus meutup mataku. Nanti gimana liatnya?”
“ kau bisa melihatnya kok. Tapi jika aku telah selesai memakaikannya kepadamu” terang nya lagi.
“Baiklah Sasu-kun. Tapi jangan ninggalin aku sendirian” akhirnya gadis kecil itu menurut.
“ tenang saja aku takkan meninggalkanmu”. Lalu anak lelaki itu menaruh mahkota bunga yang ia buat di kepala Sakura.
“ nah, sekarang kau bisa membuka matamu!”
“ wah!! Cantik sekali Sasu-kunnn!!! Aku menyukainya. terimakasih banyak!” gadis kecil itu sangat senang saat ia melihat pantulan dirinya di cermin yang di bawa anak lelaki itu dengan mahkota bunga yang dibuat olehnya telah singgah di atas kepalanya. Ia terlihat sangat cantik di cermin itu dengan senyum lebar dan wajah gembiranya itu.
Tiba-tiba Sakura bangun dari alam mimpinya karena dikejutkan dengan bel pulang sekolah yang telah berbunyi. Ia lalu merasa tidak asing dengan bocah lelaki di mimpinya itu. Ia merasa itu sangatlah nyata dan menurutnya bukan hanya sekedar mimpi, seperti ia pernah mengalami kejadian itu. Namun, ia segera mengenyahkan pikiran itu dari kepalanya dan menganggap tentu saja semua itu tidak mungkin. Ia lalu memosisikan dirinya duduk dan saat ia berusaha untuk duduk sudah tak ada lagi pening di kepalanya. Seolah pening dikepalanya telah begitu saja menghilang dan mencoba untuk berdiri. Obat itu memang manjur! Ia benar-benar sudah sembuh!. Teringat akan pekerjaan peruh waktunya, Sakura segera menemui Shizune-sensei untuk mengucapkan terimakasih dan berpamitan dengannya.

Ia berlari dengan kencang menyusuri trotoar dan menyebrangi jalan untuk menuju tempat ia biasa bekerja. Ia terlambat sekarang karena ia harus menuju tempat wali kelasnya itu berada dan terpaksa ia harus menolong gurunya itu yang sedang kerepotan akan tugasnya. Dan beginilah jadinya ia kecapekan dan hampir melupakan pekerjaannya. Beberapa blok lagi ia akan sampai di Blossom café tempatnya bekerja. 

KLINTINGG…

Pintu café terbuka membuat lonceng diatasnya berbunyi. Di depannya Nampak gadis yang berdiri disana dengan peluh menetes dari dahinya dan nafasnya yang tersengal-sengal, sehabis berlari menuju cafe itu. Dengan sekejap menghentikan semua pekerjaan yang pegawai-pegawai itu lakukan dan menatapnya. Sedetik kemudian, Sakura sudah diseret menuju sebuah ruangan khusus pegawai dengan tarikan keras. Dan selanjutnya ia menghadapi amukan bos nya karena terlambat dan memberikan Sakura teguran keras untuk tak mengulangi kesalahannya atau ia akan dipecat dan menyuruhnya untu segera mengganti bajunya dan melayani pelanggan yang sedang kelaparan di luar.
“Hahhh…hari ini benar-benar hari sialku” gumam Sakura dan melangkahkan kakinya ke meja kasir setelah mengganti bajunya menjadi baju khas maid yang berwarna pink pastel itu,menguncir tinggi rambut pinknya yang peanjang itu dengan rapi dan melepaskan kacamata culunnya itu. Ia terlihat sangat cantik dan manis berbeda dengan sebelumnya. “Aku ingin memesan cappuccino satu dan jangan terlalu manis” pesan seorang lelaki yang berada di kasir tempat Sakura berada dengan suara baritonenya dan nadanya yang yang terkesan dingin. “satu cappuccino tidak terlalu manis, ada yang lain tuan?” Sakura mengetikan pesanan lelaki itu dan mendongakkan wajahnya saat bertanya kepada lelaki itu. Namun alangkah terkejutnya dia dengan orang yang baru saja memesan cappuccino kepadanya. Orang itu adalah Sasuke Uchiha, pacar dari orang yang Sakura benci Uzumaki Karin. “Rupanya kau kerja disini Haruno” Sasuke menata Sakura tajam dan baru kali ini ia melihat penampilannya seperti ini dan sekejap membuat Uchiha bungsu itu terpesona oleh mata emeraldnya yang ternyata selama ini tersembunyi di balik kacamatanya itu.” Iya, Uchiha-san. Apakah ada lagi yang ingin kau pesan?” Sakura kembali melayangkan pertanyaan itu lagi. “tidak”. “kalau begitu silahkan duduk dan mohon ditunggu sebentar. Kami aan segera mengantarkan pesanan Anda”. Sasuke menuju ke tempat duduk yang posisinya di pojok ruangan dengan menghadap jendela yang saat ini sedang hujan di luar.

“Ini pesanannya tuan, silahkan menikmati” ucap salah satu pelayan disini yang saat ini agak merona merah karena Sasuke menatapnya tajam dengan maniknya yang berwarnya onyx itu dan langsung berbalik pergi. Sasuke yang tak peduli langsung menyesap cappuccino nya perlahan menikmati semua rasa yang ada sambil melihat hujan yang mengguyur Konoha hari ini. Samar-samar ia mendengar suara denting piano dan suara merdu seseorang yang membuat mengalihkan perhatiannya menuju sumber suara. Mata onyx nya menemukan seorang gadis berambut merah muda yang terlihat sangat mempesona yang memainkan piano sambil bernyanyi di ats panggung kecil yang sudah disediakan piano hitam. Matanya tak bisa lepas dari gadis sakura itu ia sudah terpikat oleh pesonanya. Semua orang pun sama, pandangan mereka semua tertuju pada Sakura Haruno, sang gadis culun di KHS. Suara piano itu mulai perlahan berhenti. Jemari-jemari gadis itu sudah tidak menekan tuts-tuts hitam putihnya. Dan saat itulah Sasuke menyadari bahwa gadis itu harus menjadi milik nya seorang. Milik Sasuke Uchiha.

TBC

Minggu, 01 Februari 2015

Insiden di Taman Bermain a Naruto fanfiction



INSIDEN DI TAMAN BERMAIN
Disclaimer: Masashi K
Pairing: SasuSaku, NaruHina
Rate: T
              Warning: cerita gaje,typo bertebaran, komedi ga jadi,de el el
             hak cipta cerita milik Author dan tidak bisa diganggu gugat.

“Sasuke…ayo kita pergi ke taman bermain” rengek Sakura sambil memasang puppy eyes no jutsu nya*wkwkwk*. “hn,tidak”. “Oh ayolah Sasuke,sekaliii saja. Ayolah”.“tidak”.“sekaliii saja,pleaseee”
“tidak”
“Sasuke aku kan pengen kayak Ino,bisa berduaan sama Sai. Kan romantis. Ya Sasu-chan
“Jangan menyebutku seperti itu. Itu sangat menjijikan. Lagipula kau ini masih 5 tahun apa? Ingin pergi ke tempat konyol seperti itu. Dan bukannya kita sekarang kita hanya berdua?”. Mereka memang saat ini sedang berada di kamar Sasuke yang sedang sibuk dengan komputernya. *jangan mikir macem macem ya. Ini masih rate T,wkwkwk*. Keluarga Sasuke memang sedang pergi ke London untuk mengurus pekerjaan ayahnya. Sedangkan Itachi mungkin sedang bersama teman-teman jejadiannya itu.
“Ah bukan begitu. Maksudnya kita itu jalan jalan berdua, kau ini memang sangat tidak romantis Sasuke” rengut Sakura sambil mengerucutkan bibirnya,yangmembuatnya terlihat menggemaskan. Setidaknya itulah pikir Sasuke. Ia jadi inging mencubit pipi yang menggembung itu dan mencium bibir mungil yang berwarna pink itu. Tapi Sasuke langsung menggelengkan kepalanya dan segera mengenyahkan pikiran itu dari kepalanya. * inget klo ini masih rate T ya Sasu,wkwkwk*
“tidak Sakura”
“pleasseee. ya Sasu-pyon?”
“Sakura, hentikan panggilan itu.”
“Sasu-kyuunn”
“Sakura…” ancam Sasuke dan memasang deathglare andalannyaitu yang ia tau itu tak bakalan mempan untuk Sakura Haruno,pacarnya.
“Oh aku tau, Sasu-nyan lebih cocok. Hahahaha iya kan Sasu-nyan?” goda Sakura dengan menekankan kata nyan.
“ hah…,oke aku akan mengajakmu ke tempat konyol itu. Tapi hentikan panggilan bodoh menjijikan itu.” “Bisa bisa kalau Naruto dengar panggilan itu, jatuhlah harga diriku” ucap inner Sasuke.
“HOREEEE!!!, hahahaha terimakasih Sasuke,kau memang yang terbaik” ucap sakura yang sekarang terlihat sangat senang. “Baiklah, jemput aku jam 4 sore nanti ya!. Sekarang aku pulang dulu ya,bye”, Sakura lalu mengecup pipi Sasuke dan membuatnya mengeluarkan semburat merah, namun Sasuke berusaha menyembunyikannya dengan tetap memasang wajah datar nya itu.
“hn”,’dia yang ngajak pergi tapi tetap aja aku yang suruh jemput,dasar anak itu.’

Sasuke telah mandi dan segera bersiap siap menjemput Sakura sesuai janjinya. Dia menyambar kunci mobil nya dan pergi ke garasinya lalu memanaskan mobilnya. Sasuke kembali ke dalam rumahnya untuk mengambil tas. Namun, saat hendak ke kamarnya ia bertemu kakaknya yang keluar dari kamarnya yang ternyata sudah pulang.
“Halo my dearest cute ototou Sasu-chan” teria Itachi girang dan segera melebarkan tangannya berlari kearah Sasuke hendak memeluknya. Tetapi Sasuke langsung menyinkir ke samping dan mengakibatkan Itachi mencium dengan mesra tembok di depannya.  “cih, stop melakukan hal menjijikan itu baka-aniki” Sasuke menatap kakaknya itu dengan deathglarenya itu. “hahaha, ah ototou-ku kau emang sangat menggemaskan. Kau mau pergi kemana? Kenapa sih kau tega sekali meninggalkan kakakmu ini sendirian di rumah?”. Kata sang kakak sambil masang wajah memelas yang menurut Sasuke sangat menjijikan tersebut. “kalau begitu temui saja teman makhluk jejadianmu itu!” jawab Sasuke sarkastis. “kau udah tadi Sasu-chan. Biar aku tebak, pasti mau kencan sama Sakura-chan ya?. Aww so sweet banget sich my ototou.” Goda Itachi. 

“ kalau sudah tau cepatlah menyingkir” usir Sasuke. “ah iya iya. Hahahaha ternyata Sasu-chan sudah tidak sabaran ya. Ck..ck..ck.., mungkin aku harus cepat bilang ke okaa-san agar kalian cepat dinikahkan saja” jawab itachi sambil tertawa. “urusai!” wajah Sasuke sudah merah seperti tomat kesukaannya karena malu dan langsung bergegas menuju mobilnya. Namun dia jadi teringat tas nya yang belum dia ambil gara-gara anikinya. “Sialan!,tasku jadi kelupaan kubawa. Dasar baka-aniki!”  umpat Sasuke dalam hati. Ia lalu cepat cepat naik ke kamarnya lagi mengambil tasnya dan tak menghiraukan anikinya yang masih tertawa sambil berguling-guling di lantai memegangi perutnya.
Ia turun ke garasi dan memasuki mobilnya lalu mengendarainya samai ke rumah Sakura.


Sampai disana ia menemukan Sakura yang sedang duduk di terasnya sambil menggembungkan pipinya dan berulang kali melihat jam. Namun, ketika melihat mobil pacarnya berhenti di depan rumahnya ia langsung berkacak pinggang. “Sasukeeeeeeeeeeeeee!!!! Kau terlambat 15 menittt!!”Sakura kembali menggembungkan pipi ya seperti anak kecil yang merajuk. “hn,maaf tadi ada urusan” jawab Sasuke dengan wajah datarnya itu. Dia jadi teringat kejadian konyol di rumahnya tadi dan tak berniat menceritakannya.
“sudah, kita jadi berangkat atau tidak sih?” Tanya Sakura yang kesal membuyarkan lamunan Sasuke.” “hn” jawab Sasuke yang telah kembali ke bumi dari dunia penuh imajinasinya. Setelah berpamitan dengan orang tua sakura, dengan menaiki mobil Sasuke mereka pun berangkat menuju taman bermain yang ingin dikunjungi Sakura, sedangakan Sasuke hanya menjadi korban penculikan dan pemaksaan pacarnya itu. Tapi ya sudahlah, dia hanya bisa pasrah menghadapi nasibnya.

Setelah melewati jalan yang panjang yang banyak lampu merah-membuat Sasuke bosan menunggu- dan melewati berbagai tikungan dan perempatan juga diikuti oleh celotehan panjang dari Sakura yang hanya Sasuke masukan ke telinga kanan dan membiarkannya keluar melewati telinga kiri, akhirnya mereka sampai di taman bermain yang Sakura inginkan yaitu Konoha Central Park. Terlihat sangat ramai disana dengan berbagai penjual pernak pernik maupun makanan. Begitu pula banyak juga orang yang sedang berpacaran.
Sasuke segera memakirkan mobilnya dan turun membeli tiket bersama Sakura. Setelah itu dimulailah siksaan untuk Sasuke yang sebenarnya.Sakura menariknya ke berbagai wahana dan membuatnya mual setengah mati. Dari roller coaster,komedi putar yang menurutnya sangat memalukan dan menjatuhkan harga diri seorang Uchiha Sasuke, rumah hantu yang membuat Sakura memeluk Sasuke dengan erat-membuat Sasuke berteriak-teriak gaje karena senang dalam hati tentunya, dan 1 wahana terakhir yang membuat Sasuke bergidik ngeri dan harus benar-benar menyiapkan mental yang amat sangat kuat untuk menaikinya, sekaligus wahana yang membuat Uchiha Sasuke takut setengah mati. Yaitu wahana histeria. Sebenarnya Sasuke takut menaiki wahana itu bukan karena phobia ketinggian atau apapun, tapi karena kejadian saat dia masih berusia 12 tahun. Dulu Sasuke pernah menaiki wahana itu dan dia memang berani untuk menaikinya, namun karena waktu itu salah satu teman Sasuke usil dan hampir membuat Sasuke jatuh dari ketinggian. Sasuke saat itu mukanya yang datar menjadi pucat pasi dan gemetaran karena takut.
“Sasukeeee!!!!” teriak Sakura tepat di telinga Sasuke, berhasil mengembalikan dirinya ke bumi dan membuat telinganya penging mendengar suara Sakura yang cemprengnya sama seperti Naruto. “ayo kita naik itu” rajuk Sakura sambil menunjuk wahana hysteria yang Sasuke takuti. “lihatlah Sakura, antriannya sangat panjang” elak Saske agar tak menaiki wahana laknat tersebut. “ah, ayolah. Ya? Pleaseeee”mohon Sakura kepada Sasuke. Tapi, sebelum Sasuke akan kembali mengelak, tiba-tiba mereka serasa dipanggil oleh suara cempreng yang khas dan tidak asing dengan suara ini. “woy temeeeee!!!”. Segera mereka menolehkan kepala mencari asal suara itu ke penjuru arah dan ternyata mereka memang mengenalnya. Siapa lagi kalau bukan Naruto yang memang  mempunyai suara se cempreng itu selain Sakura. Naruto juga ternyata tak sendirian, dia membawa pacarnya, Hinata adik dari Neji dan teman sekelas Sakura. “hn dobe”.

“ah kau ternyata ada sisi romantisnya juga ya teme, mengajak Sakura-chan berkencan di taman bermain lagi” goda Naruto. “terserah apa katamu dobe” jawab Sasuke tak peduli dengan kta Naruto. “ah sudahlah. Percuma saja bicara sama tukang irit kata ini. By the way any busway, kalian mau naik hysteria ya? Kita berengan yuk. Kebetulan kita juga mau naik.” Ajak Naruto bersemangat dan tak tau kalau Sasuke trauma dengan wahana itu. “ah, rencananya sih begitu tapi Sasukenya ga mau nih, gara-gara antriannya panjang” jawab Sakura sambil cemberut dan tangannya menunjuk kearah antrian histeria. “padahal aku mau-mau saja kalau beli tiket VIP” lanjut Sakura lagi. “ah, itu mah palingan juga teme-nya saja yang penakut. Iya kan?” ejek Naruto dan memasang senyum jahilnya. “siapa bilang aku takut, palingan kamu itu yang penakut dobe. Aku hanya malas menunggu antrian, itu saja” jelas Sasuke member alasan dan tidak terima dibilang penakut. “baiklah,ayo kita beli tiketnya” ajak Naruto.
Saat detik-detik terakhir wahana akan dimulai, Sasuke terlihat sangat tegang dan berkeringat dingin. Sedangkan, Naruto,Sakura dan Hinata merasa sangat antusias. Bahkan di keadaan seperti ini, ia bisa dikalakan oleh Hinata yang terkenal pemalu dan penakut. Akhirnya, Sasuke hanya bisa pasrah dengan apa yang akan terjadi padanya nanti. Saat hitung mundur dimulai, Sasuke mulai gelisah dan gugup. Wahana itu secara pasti dan perlahan mulai naik. Sasuke,berpegangan erat sekali kea lat pengaman sampai tangannya memutih. Dan seketika itu juga alat itu meluncur ke bawah dengan sangat cepat membuat wajah datar Sasuke luntur menjadi wajah pucat pasi dan ketakutan seperti anak kucing taut dimandikan.

Akhirnya, setelah beberapa menit wahana itu telah selesai. Mereka mulai turun dengan gembira. Tapi berbeda dengan Sasuke, ia turun denga gemetaran dan berjalan seperti mayat hidup. Wajahnya pun sekarang terlihat seperti Sai, pacar Ino. Sakura yang menyadarinya lalu menanyai Sasuke. “ Sasuke-kun, apa kau tidak apa-apa? Kau terliha tidak sehat” terlihat raut khawatir dari pacarnya itu. “hn, aku tidak apa-apa” berusaha menekan suaranya agar tidak gemetaran dan mempertahankan wajah datarnya itu. Memang gengsi Uchiha yang satu ini kelewat tinggi dan turunan dari ayahnya yang super duper dingin seperti dinginnya daerah kutub. Namun, beberapa saat setelah mengatakan itu,tiba-tiba Sasuke ambruk dengan tidak elitnya sebagai Uchiha. ‘hah….Sasuke…Sasuke, kalau takut ngomong aja kali…’.batin mereka bertiga.

Jumat, 30 Januari 2015

MY LIFE chapter 2



MY LIFE

Disclaimer: Masashi K

  Pairing: SasuSaku
Rate: T
Warning: banyak typo, alur gaje,dll

CHAPTER 2

Aku mulai menyusuri lorong yang panjang dan penuh dengan buku itu. Mataku dengan lincah mencari bagian ilmu kedokteran. Ya, aku ingin menjadi dokter, sejak kecil aku memang sudah memimpikannya. Setelah beberapa menit aku melihat-lihat, akhirnya aku menemukan buku yang kucari. Segera aku mengambilnya dan duduk di tempat favoritku di perpustakaan. Tempat di pojok perpustakaan yang tenang dan saat ini cahaya matahari menembus jendela. Sejenak aku menyenderkan punggungku dan memejamkan mataku. Setelah beberapa saat, aku mulai memperlihatkan manik emerald ku dan meregangkan tubuhku lalu mulai membuka buku. Mataku menari-nari di setiap halaman yang kubaca. Membaca setiap kata yang ada dan memahami nya.

TEEET…TEETT…TETT

Aku mendengar bel sudah berbunyi. Kuarahkan kepalaku ke letak jam di perpustakaan, yang ternyata sudah menunjukkan pukul 7.30.  dengan segera aku mengembalikkan buku tersebut ke letak semula dan mulai melangkahkan kaki ke kelas ku. Saat kulihat, hanya beberapa anak yang ada di kelas. Entah itu yang sedang bergosip maupun hanya sekedar membaca buku. Tanpa pikir panjang, aku langsung menuju bangku ku yang ada di pojok kelas tersebut. Tak ada yang menyapaku maupun melihatku. Aku hanya dianggap angin lalu oleh mereka. Tapi sekarang aku sudah terbiasa dengan itu semua dan menganggap teman hanyalah omong kosong. Namun tak ku pungkiri juga bahwa keinginan memiliki teman tetap ada di benakku.

Beberapa menit setelah aku masuk, mulai banyak siswa di kelasku berdatangan. Tetapi,aku tak mempedulikan mereka dan hanya memandang ke luar jendela. Aku jadi teringat teman kecilku dulu saat ayahku masih ada, Ino Yamanaka. Jika dia disini pasti dia akan terus menemaniku sebagai sahabat. Tapi ya sudahlah,mungkin dia sudah bahagia sesudah pindah dan bahkan sudah melupakanku. BRAKK!!!. Aku berjengit kaget dan menolehkan kepalaku ke asal suara itu. Ternyata suara itu berasal dari Karin yang menggebrak mejaku tadi. Aku jadi sempat berpikir, apa tangannya tidak sakit ya saat menggebrak mejaku tadi? Okay lupakan pertanyaan konyol itu. Aku menatap matanya yang sedang menatap marah kepadaku. Aku tak habis pikir, emang apa sih salahku padanya?. Namun tetap saja aku tak berani menentangnya, karena dia berasal dari klan uzumaki.

 “ Hei Haruno, kenapa laci mejaku masih kotor?” tanyanya dengan nada sok dilembutkan yang tersirat kemarahan dan kebencian di dalamnya. Aku jadi ingat, tadi aku lupa membersihkan laci meja. Ini gawat. “Haruno!, aku berbicara kepadamu!, tak bisakah mulutmu yang busuk itu menjawabnya?”lalu dia mencengkeram mulutku dengan keras menghadapkan mukaku ke arahnya. “ Aww!!, ma-maaf Karin, aku tadi lupa. Maaf.” Apa?! Lupa katamu?. Bilang saja kau malas Haruno. Huh!,liat saja nanti akan kuhukum kau” ucap Karin dan langsung menghempaskan wajahku ke meja. Siswa lain hanya menatapku kesal karena kerja piket ku yang tak becus, yang seharusnya mereka kerjakan. Bukankah seharusnya mereka bersyukur aku mau melakukan kewajiban mereka?.Tak ada tatapan iba, lagipula aku tak mengharap tatapan iba dari mereka. Beginilah keseharianku, di bully terus menerus. Apa mereka tak bosan hanya membullyku terus?memang mereka tak ada kerjaan apa?. Namun walaupun begitu, aku tak pernah mengatakan hal ini ke ibuku. Aku tak mau ia cemas. Lagipula,bully ini hanya menciptakan luka ringan.

 Karin kembali ke tempat duduknya dan sesaat setelah ia duduk Kurenai-sensei masuk ke kelas kami. Ia mulai menerangkan pelajaran matematika itu kepada kami. Aku menegakkan tubuhku dan mulai memperhatikannya.  Namun beberapa saat setelah itu Sasuke Uchiha datang dengan penampilannya yang terkesan awut-awutan, tapi justru tak membuatnya kehilangan kharisma dan parasnya yang tampan-menurutku tidak-. Seketika itu juga kelas yang tadinya tenang berubah menjadi berisik dengan teriakan-teriakan bodoh fangirls Sasuke yang ada di kelas. Aku hanya bisa menghela napas karena ulah mereka. Kenapa mereka begitu menyukai Uchiha itu. Lagipula ia tak setampan itu. Kenapa mereka begitu sempatnya memikirkan Uchiha yag memiliki model rambut yang super duper aneh berbentuk seperti pantat ayam daripada memikirkan banyaknya materi pelajaran yang harus dipahami. Sungguh aku benar benar tak habis pikir.

“ Maaf aku terlambat” maaf Sasuke kepada Kurenai-sensei dengan mukanya yang amat sangat datar, yang sama sekali tidak menunjukkan raut menyesal sama sekali. “hah…, baiklah kamu bisa kembali ke tempat dudukmu” ucap Kurenai-sensei sambil menghela napas. Ia yang terkenal tegas pun takkan berani memarahi Uchiha tersebut, jika ia masih mau mengajar di KHS. “Hn” ucap Uchiha dengan ‘hn’ andalannya tersebut dan melangkahkan kakinya menuju bangkunya. “Baiklah anak-anak, mari kita lanjutkan”.

Jam telah menunjukkan pukul 9 yang menandakan saatnya istirahat. Saat aku mulai beranjak meninggalkan bangku ku, tiba-tiba Karin dan antek-anteknya menghadangku. “Haruno, saatnya hukuman” ucap Karin dengan seringainya yang berhasil membuatku bergidik dan berkeringat dingin. Seketika itu Shion dan Tayuya, antek-anteknya itu menyeretku ke toilet perempuan yang sudah lama tak dipakai yang sekarang keadaannya sangat menjijikan dan tak layak pakai. Sampai disana tubuhku langsung dihempaskan ke lantai yang berdebu. Tiba-tiba rambutku dijambak oleh Karin membuatnya rambutku terurai  dan menyeretku ke kloset. Kacamataku telah jatuh entah kemana. Karin lalu menceburkan wajahku ke dalam kloset tersebut dan menarikku lagi berulang-ulang. Tidak jarang wajah dan pelipisku terbentur pinggirannya karena mencoba memberontak, membuatnya berdarah.

Setelah mereka puas, mereka lalu meninggalkanku begitu saja disana dengan keadaanku yang berantakan dengan wajah memar dan berdarah. Dengan samar aku melihat Karin yang keluar dari toilet ini, secara tak sengaja bertemu dengan Uchiha itu langsung menggandengnya dengan manja. Murahan sekali dia. Sebelum aku pingsan aku melihat seseorang berambut merah mencoba menolongku. Namun aku langsung tak sadarkan diri saat orang tersebut sudah menggendongku.
TBC

MY LIFE a Naruto fanfiction



                                            MY LIFE
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Pairing : SasuSaku
Rate: T (bisa berubah sewaktu-waktu)
Warning: banyak typo, alur gaje, dll

Aku bukan siapa siapa. Aku bukan siswa popular maupun berprestasi. Aku juga tak kaya dan hanya tinggal di rumah kecil peninggalan ayahku bersama ibuku. Aku pun tak berparas cantik. Justru aku memiliki rambut aneh berwarna pink dan berjidat lebar. Mata emerald ku ditutupi kacamata berlensa tebal model lama dan seragamku yang agak lebih besar dari ukuran tubuhku agar aku tak usah membeli seragam lagi jika sudah sempit, membuatku terlihat sangat culun ditambah rambut pink ku yang hanya ku ikat. Aku hanyalah Sakura Haruno. Murid pendiam dan terkenal anti-sosial di sekolahku-bahkan jika teman satu sekolahku mengenalku. Setiap hari aku harus membantu ibuku mencari uang untuk membiayai semua kebutuhan kami. Ibu yang semakin bartambah usia membuatnya lebih sering sakit dan untuk sementara menggantikan pekerjaannya. Ibuku tak pernah membiarkanku bekerja sebagai tulang punggung keluarga. Ia merasa itu sudah tugasnya membiayaiku. Jadi aku hanya membantunya,itu saja karena aku memaksa. Sekarang ini aku bersekolah di Konoha high school atau KHS dan duduk di kelas 12-1. Sekolah ini merupakan sekolah terbaik di Jepang. Aku sangat beruntung dapat bersekolah disini karena beasiswa yang kudapatkan saat kelulusan smp. Saat itu aku belajar dengan keras agar aku dapat berkuliah dengan beasiswa. Kebanyakan dari siswa KHS merupakan anak orang kaya yang kadang membuatku iri pada mereka. Aku juga tak mau macam macam pada mereka yang berdompet tebal agar tak mendapat masalah dan dapat mempertahankan beasiswaku. Karena oarng tua mereka itu merupakan penyumbang sekolah terbesar disekolah dan mereka bisa saja mengeluarkanku kapan saja dan aku tak mau itu terjadi. Mereka itu berasal dari klan Uchiha,Hyuuga,Uzumaki,Sabaku dan shimura.

“ngh…, ah sudah pagi ternyata.” Ucapku saat melihat jam sudah menunjkan pukul 4 pagi. Aku segera bangun dan membersihkan rumah setelah itu membangunkan ibuku yang masih tidur-mungkin karena kecapekan-dan segera mandi. “Sakura ayo sarapan”ajak ibuku setelah melihatku keluar dari kamarku setelah aku memakai seragamku. “iya ibu.” Aku memakan sarapan ku sampai habis dan segera memakai sepatuku. Tak lupa aku membawa keranjang kue yang telah dibuat ibuku. “ibu aku berangkat ya,ittekimasu” kucium ibuku dan langsung melesat pergi. “hati-hati Sakura,itterashai”.
Pertama aku akan mengantarkan kue-kue ini dulu. Aku berjalan sejauh 50 m dan sudah terlihat olehku toko yang biasa memesan kue buatan ibu. “oh sakura, kau sudah datang rupanya” sambut bibi ayame pemilik toko ini. “iya bibi,ini pesanannya. 50 kue kan?”. “ iya sakura, terimakasih ya. Ini uang nya” ucap bibi Ayame dan menyerahkanku sejumlah uang penjualan kue hari ini. “baiklah bibi, terimakasih. Kalau begitu Sakura pergi dulu ya”.”hati-hati dijalan ya Sakura”. Aku langsung beranjak pergi dari toko itu dan cepat-cepat pergi ke sekolah walaupun aku tau kalau saat ini masih pukul 6.30, sedangkan kegiatan sekolah dimulai jam 7.30. ini karena aku ingin membaca di perpustakaan dan selain itu aku juga harus piket walaupun hari ini bukannlah jadwalku untuk melaksanakan tugas ini. Ya aku adalah korban bully dari teman-teman kelasku-itu bahkan jika mereka benar benar pantas disebut teman-,itu karena aku tak ingin mencari gara gara dengan mereka-seperti yang telah aku jelaskan tadi-. Tak kurasa aku telah sampai di sekolahku. Aku langsung masuk ke kelas dan mengambil sapu dan mulai membersihkan kelasku yang terlihat sangat kotor.
Kusapu semua bagian lantai yang kotor hingga bersih lalu mengepelnya hingga mengkilap. Jendela dan meja ku lap agar tak ada debu yang menempel. Badanku mulai terasa pegal-saat aku melihat jam menunjukan pukul 7- aku lalu pergi meninggalkan kelas dan menuju tempat favoritku yaitu perpustakaan. Saat sampai disana kusapa penjaga perpustakaan yang mulai merapikan buku-buku disana.
TBC