I love my life

I love my life

Sabtu, 07 Februari 2015

MY LIFE chapter 3 a Naruto Fanfiction




                                                 MY LIFE
                                      Disclaimer: Masashi K

                                                 Rate: T
                              Warning: alur gaje, banyak typo,dll

 CHAPTER 3

Sakura mulai membuka matanya perlahan. Bau obat-obatan yang menyengat mulai tercium indra penciumannya. Perlahan, ia pun mengedarkan pandangan ke sekelilingnya yang serba berwarna putih itu,membuatnya menyadari bahwa dia sekarang berada di UKS. Namun,ia bingung. Bukankah tadi dia berada di toilet dan di bully oleh Karin?. Lalu siapakah orang yang berbaik hati membawaku kesini? Pikir Sakura. Saat Sakura hendak mendudukkan dirinya di kasur, tiba-tiba kepalanya langsung merasa pening dan akhirnya mengurungkan niatnya. Ia mencoba untuk kembali tidur. Namun tetap saja ia tak bisa karena pening telah terlanjur menderanya. Jadi ia hanya berbaring dengan pikiran melayang entah kemana.

KRIEEETT…

Tiba-tiba pintu UKS terbuka menampakkan sosok Shizune-sensei yang memasuki UKS dan menghampiri Sakura yang masih terbaring lemah di kasur. “Sakura, kau sudah bangun? apakah kau merasa lebih baik? Tadi Gaara yang membawamu kesini” Tanya Shizune-sensei dangan wajah khawatir. Ya,dia adalah satu-satunya guru yang perhatian padaku dan yang emngobati luka yang kudapat sehabis di bully oleh Karin. “Sabaku-san sensei?”tanyaku balik dengan wajah heran kepada senseiku itu.”Sabaku-san membawaku kesini? Itu sangat tidak mungkin. Tapi senseiku spertinya memang tak berbohong kepadaku. Ah aku akan mnanyainya dan berterimakasih kepadanya nanti” ucap inner sakura .“iya,  aku yakin tak salah orang. Jadi bagaimana keadaanmu?”.“kepalaku sangat pening sensei,bolehkah aku disini dulu?” tanyaku ku samil menahan pening dikepalaku yang sangat menyiksaku ini.”Sialan kau Karin!” umpatku dalam hati. “baiklah, kalau begitu aku akan mengambil obatmu sebentar dan aku akan segera mengurusnya ke kelasmu” Shizune-sensei lalu membuka kotak obat dan memberikan obat dan segelas air putih kepadaku- sudah dalam posisi duduk -yang langsung kuminum. Setelah itu ia langsung pergi meninggalkan ku sndirian di UKS,menuju kelasku.
Aku kembali merebahkan tubuhku di kasur dan pada akhirnya aku tertidur karena efek obat yang diberikan tadi. Namun aku bermimpi sedang berada di padang rumput yang luas dan penuh dengan unga bunga yang mekar mengeluarkan bau semerbak yang menenangkan. Disana juga berterbangan kupu-kupu berwarna-warni serta angin sepoi-sepoi yang menerbangkan rambut panjangku perlahan. Tetapi,disana aku bertemu seorang anak lelaki berambut hitam dan wajahnya tak terlihat jelas, tapi aku tau kalau dia sedang tersenyum kepadaku.

“ Saku-chan, lihatlah! Aku membuatkanmu sesuatu!”
“ Memang apa yang kau buat Sasu-kun? Aku penasaran” Tanya anak perempuan itu yang sepertinya adalah aku saat masa kecil.
“kalau kau penasaran sekarang tutup matamu, aku akan memasangnya kepadamu. Tapi awas saja jika kau mengintip! Aku akan merusaknya” ancam anak lelaki berambut hitam itu.
“ ahhh… kenapa harus meutup mataku. Nanti gimana liatnya?”
“ kau bisa melihatnya kok. Tapi jika aku telah selesai memakaikannya kepadamu” terang nya lagi.
“Baiklah Sasu-kun. Tapi jangan ninggalin aku sendirian” akhirnya gadis kecil itu menurut.
“ tenang saja aku takkan meninggalkanmu”. Lalu anak lelaki itu menaruh mahkota bunga yang ia buat di kepala Sakura.
“ nah, sekarang kau bisa membuka matamu!”
“ wah!! Cantik sekali Sasu-kunnn!!! Aku menyukainya. terimakasih banyak!” gadis kecil itu sangat senang saat ia melihat pantulan dirinya di cermin yang di bawa anak lelaki itu dengan mahkota bunga yang dibuat olehnya telah singgah di atas kepalanya. Ia terlihat sangat cantik di cermin itu dengan senyum lebar dan wajah gembiranya itu.
Tiba-tiba Sakura bangun dari alam mimpinya karena dikejutkan dengan bel pulang sekolah yang telah berbunyi. Ia lalu merasa tidak asing dengan bocah lelaki di mimpinya itu. Ia merasa itu sangatlah nyata dan menurutnya bukan hanya sekedar mimpi, seperti ia pernah mengalami kejadian itu. Namun, ia segera mengenyahkan pikiran itu dari kepalanya dan menganggap tentu saja semua itu tidak mungkin. Ia lalu memosisikan dirinya duduk dan saat ia berusaha untuk duduk sudah tak ada lagi pening di kepalanya. Seolah pening dikepalanya telah begitu saja menghilang dan mencoba untuk berdiri. Obat itu memang manjur! Ia benar-benar sudah sembuh!. Teringat akan pekerjaan peruh waktunya, Sakura segera menemui Shizune-sensei untuk mengucapkan terimakasih dan berpamitan dengannya.

Ia berlari dengan kencang menyusuri trotoar dan menyebrangi jalan untuk menuju tempat ia biasa bekerja. Ia terlambat sekarang karena ia harus menuju tempat wali kelasnya itu berada dan terpaksa ia harus menolong gurunya itu yang sedang kerepotan akan tugasnya. Dan beginilah jadinya ia kecapekan dan hampir melupakan pekerjaannya. Beberapa blok lagi ia akan sampai di Blossom café tempatnya bekerja. 

KLINTINGG…

Pintu café terbuka membuat lonceng diatasnya berbunyi. Di depannya Nampak gadis yang berdiri disana dengan peluh menetes dari dahinya dan nafasnya yang tersengal-sengal, sehabis berlari menuju cafe itu. Dengan sekejap menghentikan semua pekerjaan yang pegawai-pegawai itu lakukan dan menatapnya. Sedetik kemudian, Sakura sudah diseret menuju sebuah ruangan khusus pegawai dengan tarikan keras. Dan selanjutnya ia menghadapi amukan bos nya karena terlambat dan memberikan Sakura teguran keras untuk tak mengulangi kesalahannya atau ia akan dipecat dan menyuruhnya untu segera mengganti bajunya dan melayani pelanggan yang sedang kelaparan di luar.
“Hahhh…hari ini benar-benar hari sialku” gumam Sakura dan melangkahkan kakinya ke meja kasir setelah mengganti bajunya menjadi baju khas maid yang berwarna pink pastel itu,menguncir tinggi rambut pinknya yang peanjang itu dengan rapi dan melepaskan kacamata culunnya itu. Ia terlihat sangat cantik dan manis berbeda dengan sebelumnya. “Aku ingin memesan cappuccino satu dan jangan terlalu manis” pesan seorang lelaki yang berada di kasir tempat Sakura berada dengan suara baritonenya dan nadanya yang yang terkesan dingin. “satu cappuccino tidak terlalu manis, ada yang lain tuan?” Sakura mengetikan pesanan lelaki itu dan mendongakkan wajahnya saat bertanya kepada lelaki itu. Namun alangkah terkejutnya dia dengan orang yang baru saja memesan cappuccino kepadanya. Orang itu adalah Sasuke Uchiha, pacar dari orang yang Sakura benci Uzumaki Karin. “Rupanya kau kerja disini Haruno” Sasuke menata Sakura tajam dan baru kali ini ia melihat penampilannya seperti ini dan sekejap membuat Uchiha bungsu itu terpesona oleh mata emeraldnya yang ternyata selama ini tersembunyi di balik kacamatanya itu.” Iya, Uchiha-san. Apakah ada lagi yang ingin kau pesan?” Sakura kembali melayangkan pertanyaan itu lagi. “tidak”. “kalau begitu silahkan duduk dan mohon ditunggu sebentar. Kami aan segera mengantarkan pesanan Anda”. Sasuke menuju ke tempat duduk yang posisinya di pojok ruangan dengan menghadap jendela yang saat ini sedang hujan di luar.

“Ini pesanannya tuan, silahkan menikmati” ucap salah satu pelayan disini yang saat ini agak merona merah karena Sasuke menatapnya tajam dengan maniknya yang berwarnya onyx itu dan langsung berbalik pergi. Sasuke yang tak peduli langsung menyesap cappuccino nya perlahan menikmati semua rasa yang ada sambil melihat hujan yang mengguyur Konoha hari ini. Samar-samar ia mendengar suara denting piano dan suara merdu seseorang yang membuat mengalihkan perhatiannya menuju sumber suara. Mata onyx nya menemukan seorang gadis berambut merah muda yang terlihat sangat mempesona yang memainkan piano sambil bernyanyi di ats panggung kecil yang sudah disediakan piano hitam. Matanya tak bisa lepas dari gadis sakura itu ia sudah terpikat oleh pesonanya. Semua orang pun sama, pandangan mereka semua tertuju pada Sakura Haruno, sang gadis culun di KHS. Suara piano itu mulai perlahan berhenti. Jemari-jemari gadis itu sudah tidak menekan tuts-tuts hitam putihnya. Dan saat itulah Sasuke menyadari bahwa gadis itu harus menjadi milik nya seorang. Milik Sasuke Uchiha.

TBC

Minggu, 01 Februari 2015

Insiden di Taman Bermain a Naruto fanfiction



INSIDEN DI TAMAN BERMAIN
Disclaimer: Masashi K
Pairing: SasuSaku, NaruHina
Rate: T
              Warning: cerita gaje,typo bertebaran, komedi ga jadi,de el el
             hak cipta cerita milik Author dan tidak bisa diganggu gugat.

“Sasuke…ayo kita pergi ke taman bermain” rengek Sakura sambil memasang puppy eyes no jutsu nya*wkwkwk*. “hn,tidak”. “Oh ayolah Sasuke,sekaliii saja. Ayolah”.“tidak”.“sekaliii saja,pleaseee”
“tidak”
“Sasuke aku kan pengen kayak Ino,bisa berduaan sama Sai. Kan romantis. Ya Sasu-chan
“Jangan menyebutku seperti itu. Itu sangat menjijikan. Lagipula kau ini masih 5 tahun apa? Ingin pergi ke tempat konyol seperti itu. Dan bukannya kita sekarang kita hanya berdua?”. Mereka memang saat ini sedang berada di kamar Sasuke yang sedang sibuk dengan komputernya. *jangan mikir macem macem ya. Ini masih rate T,wkwkwk*. Keluarga Sasuke memang sedang pergi ke London untuk mengurus pekerjaan ayahnya. Sedangkan Itachi mungkin sedang bersama teman-teman jejadiannya itu.
“Ah bukan begitu. Maksudnya kita itu jalan jalan berdua, kau ini memang sangat tidak romantis Sasuke” rengut Sakura sambil mengerucutkan bibirnya,yangmembuatnya terlihat menggemaskan. Setidaknya itulah pikir Sasuke. Ia jadi inging mencubit pipi yang menggembung itu dan mencium bibir mungil yang berwarna pink itu. Tapi Sasuke langsung menggelengkan kepalanya dan segera mengenyahkan pikiran itu dari kepalanya. * inget klo ini masih rate T ya Sasu,wkwkwk*
“tidak Sakura”
“pleasseee. ya Sasu-pyon?”
“Sakura, hentikan panggilan itu.”
“Sasu-kyuunn”
“Sakura…” ancam Sasuke dan memasang deathglare andalannyaitu yang ia tau itu tak bakalan mempan untuk Sakura Haruno,pacarnya.
“Oh aku tau, Sasu-nyan lebih cocok. Hahahaha iya kan Sasu-nyan?” goda Sakura dengan menekankan kata nyan.
“ hah…,oke aku akan mengajakmu ke tempat konyol itu. Tapi hentikan panggilan bodoh menjijikan itu.” “Bisa bisa kalau Naruto dengar panggilan itu, jatuhlah harga diriku” ucap inner Sasuke.
“HOREEEE!!!, hahahaha terimakasih Sasuke,kau memang yang terbaik” ucap sakura yang sekarang terlihat sangat senang. “Baiklah, jemput aku jam 4 sore nanti ya!. Sekarang aku pulang dulu ya,bye”, Sakura lalu mengecup pipi Sasuke dan membuatnya mengeluarkan semburat merah, namun Sasuke berusaha menyembunyikannya dengan tetap memasang wajah datar nya itu.
“hn”,’dia yang ngajak pergi tapi tetap aja aku yang suruh jemput,dasar anak itu.’

Sasuke telah mandi dan segera bersiap siap menjemput Sakura sesuai janjinya. Dia menyambar kunci mobil nya dan pergi ke garasinya lalu memanaskan mobilnya. Sasuke kembali ke dalam rumahnya untuk mengambil tas. Namun, saat hendak ke kamarnya ia bertemu kakaknya yang keluar dari kamarnya yang ternyata sudah pulang.
“Halo my dearest cute ototou Sasu-chan” teria Itachi girang dan segera melebarkan tangannya berlari kearah Sasuke hendak memeluknya. Tetapi Sasuke langsung menyinkir ke samping dan mengakibatkan Itachi mencium dengan mesra tembok di depannya.  “cih, stop melakukan hal menjijikan itu baka-aniki” Sasuke menatap kakaknya itu dengan deathglarenya itu. “hahaha, ah ototou-ku kau emang sangat menggemaskan. Kau mau pergi kemana? Kenapa sih kau tega sekali meninggalkan kakakmu ini sendirian di rumah?”. Kata sang kakak sambil masang wajah memelas yang menurut Sasuke sangat menjijikan tersebut. “kalau begitu temui saja teman makhluk jejadianmu itu!” jawab Sasuke sarkastis. “kau udah tadi Sasu-chan. Biar aku tebak, pasti mau kencan sama Sakura-chan ya?. Aww so sweet banget sich my ototou.” Goda Itachi. 

“ kalau sudah tau cepatlah menyingkir” usir Sasuke. “ah iya iya. Hahahaha ternyata Sasu-chan sudah tidak sabaran ya. Ck..ck..ck.., mungkin aku harus cepat bilang ke okaa-san agar kalian cepat dinikahkan saja” jawab itachi sambil tertawa. “urusai!” wajah Sasuke sudah merah seperti tomat kesukaannya karena malu dan langsung bergegas menuju mobilnya. Namun dia jadi teringat tas nya yang belum dia ambil gara-gara anikinya. “Sialan!,tasku jadi kelupaan kubawa. Dasar baka-aniki!”  umpat Sasuke dalam hati. Ia lalu cepat cepat naik ke kamarnya lagi mengambil tasnya dan tak menghiraukan anikinya yang masih tertawa sambil berguling-guling di lantai memegangi perutnya.
Ia turun ke garasi dan memasuki mobilnya lalu mengendarainya samai ke rumah Sakura.


Sampai disana ia menemukan Sakura yang sedang duduk di terasnya sambil menggembungkan pipinya dan berulang kali melihat jam. Namun, ketika melihat mobil pacarnya berhenti di depan rumahnya ia langsung berkacak pinggang. “Sasukeeeeeeeeeeeeee!!!! Kau terlambat 15 menittt!!”Sakura kembali menggembungkan pipi ya seperti anak kecil yang merajuk. “hn,maaf tadi ada urusan” jawab Sasuke dengan wajah datarnya itu. Dia jadi teringat kejadian konyol di rumahnya tadi dan tak berniat menceritakannya.
“sudah, kita jadi berangkat atau tidak sih?” Tanya Sakura yang kesal membuyarkan lamunan Sasuke.” “hn” jawab Sasuke yang telah kembali ke bumi dari dunia penuh imajinasinya. Setelah berpamitan dengan orang tua sakura, dengan menaiki mobil Sasuke mereka pun berangkat menuju taman bermain yang ingin dikunjungi Sakura, sedangakan Sasuke hanya menjadi korban penculikan dan pemaksaan pacarnya itu. Tapi ya sudahlah, dia hanya bisa pasrah menghadapi nasibnya.

Setelah melewati jalan yang panjang yang banyak lampu merah-membuat Sasuke bosan menunggu- dan melewati berbagai tikungan dan perempatan juga diikuti oleh celotehan panjang dari Sakura yang hanya Sasuke masukan ke telinga kanan dan membiarkannya keluar melewati telinga kiri, akhirnya mereka sampai di taman bermain yang Sakura inginkan yaitu Konoha Central Park. Terlihat sangat ramai disana dengan berbagai penjual pernak pernik maupun makanan. Begitu pula banyak juga orang yang sedang berpacaran.
Sasuke segera memakirkan mobilnya dan turun membeli tiket bersama Sakura. Setelah itu dimulailah siksaan untuk Sasuke yang sebenarnya.Sakura menariknya ke berbagai wahana dan membuatnya mual setengah mati. Dari roller coaster,komedi putar yang menurutnya sangat memalukan dan menjatuhkan harga diri seorang Uchiha Sasuke, rumah hantu yang membuat Sakura memeluk Sasuke dengan erat-membuat Sasuke berteriak-teriak gaje karena senang dalam hati tentunya, dan 1 wahana terakhir yang membuat Sasuke bergidik ngeri dan harus benar-benar menyiapkan mental yang amat sangat kuat untuk menaikinya, sekaligus wahana yang membuat Uchiha Sasuke takut setengah mati. Yaitu wahana histeria. Sebenarnya Sasuke takut menaiki wahana itu bukan karena phobia ketinggian atau apapun, tapi karena kejadian saat dia masih berusia 12 tahun. Dulu Sasuke pernah menaiki wahana itu dan dia memang berani untuk menaikinya, namun karena waktu itu salah satu teman Sasuke usil dan hampir membuat Sasuke jatuh dari ketinggian. Sasuke saat itu mukanya yang datar menjadi pucat pasi dan gemetaran karena takut.
“Sasukeeee!!!!” teriak Sakura tepat di telinga Sasuke, berhasil mengembalikan dirinya ke bumi dan membuat telinganya penging mendengar suara Sakura yang cemprengnya sama seperti Naruto. “ayo kita naik itu” rajuk Sakura sambil menunjuk wahana hysteria yang Sasuke takuti. “lihatlah Sakura, antriannya sangat panjang” elak Saske agar tak menaiki wahana laknat tersebut. “ah, ayolah. Ya? Pleaseeee”mohon Sakura kepada Sasuke. Tapi, sebelum Sasuke akan kembali mengelak, tiba-tiba mereka serasa dipanggil oleh suara cempreng yang khas dan tidak asing dengan suara ini. “woy temeeeee!!!”. Segera mereka menolehkan kepala mencari asal suara itu ke penjuru arah dan ternyata mereka memang mengenalnya. Siapa lagi kalau bukan Naruto yang memang  mempunyai suara se cempreng itu selain Sakura. Naruto juga ternyata tak sendirian, dia membawa pacarnya, Hinata adik dari Neji dan teman sekelas Sakura. “hn dobe”.

“ah kau ternyata ada sisi romantisnya juga ya teme, mengajak Sakura-chan berkencan di taman bermain lagi” goda Naruto. “terserah apa katamu dobe” jawab Sasuke tak peduli dengan kta Naruto. “ah sudahlah. Percuma saja bicara sama tukang irit kata ini. By the way any busway, kalian mau naik hysteria ya? Kita berengan yuk. Kebetulan kita juga mau naik.” Ajak Naruto bersemangat dan tak tau kalau Sasuke trauma dengan wahana itu. “ah, rencananya sih begitu tapi Sasukenya ga mau nih, gara-gara antriannya panjang” jawab Sakura sambil cemberut dan tangannya menunjuk kearah antrian histeria. “padahal aku mau-mau saja kalau beli tiket VIP” lanjut Sakura lagi. “ah, itu mah palingan juga teme-nya saja yang penakut. Iya kan?” ejek Naruto dan memasang senyum jahilnya. “siapa bilang aku takut, palingan kamu itu yang penakut dobe. Aku hanya malas menunggu antrian, itu saja” jelas Sasuke member alasan dan tidak terima dibilang penakut. “baiklah,ayo kita beli tiketnya” ajak Naruto.
Saat detik-detik terakhir wahana akan dimulai, Sasuke terlihat sangat tegang dan berkeringat dingin. Sedangkan, Naruto,Sakura dan Hinata merasa sangat antusias. Bahkan di keadaan seperti ini, ia bisa dikalakan oleh Hinata yang terkenal pemalu dan penakut. Akhirnya, Sasuke hanya bisa pasrah dengan apa yang akan terjadi padanya nanti. Saat hitung mundur dimulai, Sasuke mulai gelisah dan gugup. Wahana itu secara pasti dan perlahan mulai naik. Sasuke,berpegangan erat sekali kea lat pengaman sampai tangannya memutih. Dan seketika itu juga alat itu meluncur ke bawah dengan sangat cepat membuat wajah datar Sasuke luntur menjadi wajah pucat pasi dan ketakutan seperti anak kucing taut dimandikan.

Akhirnya, setelah beberapa menit wahana itu telah selesai. Mereka mulai turun dengan gembira. Tapi berbeda dengan Sasuke, ia turun denga gemetaran dan berjalan seperti mayat hidup. Wajahnya pun sekarang terlihat seperti Sai, pacar Ino. Sakura yang menyadarinya lalu menanyai Sasuke. “ Sasuke-kun, apa kau tidak apa-apa? Kau terliha tidak sehat” terlihat raut khawatir dari pacarnya itu. “hn, aku tidak apa-apa” berusaha menekan suaranya agar tidak gemetaran dan mempertahankan wajah datarnya itu. Memang gengsi Uchiha yang satu ini kelewat tinggi dan turunan dari ayahnya yang super duper dingin seperti dinginnya daerah kutub. Namun, beberapa saat setelah mengatakan itu,tiba-tiba Sasuke ambruk dengan tidak elitnya sebagai Uchiha. ‘hah….Sasuke…Sasuke, kalau takut ngomong aja kali…’.batin mereka bertiga.