MY LIFE
Disclaimer: Masashi K
Rate: T
Warning: alur gaje, banyak typo,dll
CHAPTER 3
Sakura mulai
membuka matanya perlahan. Bau obat-obatan yang menyengat mulai tercium indra
penciumannya. Perlahan, ia pun mengedarkan pandangan ke sekelilingnya yang
serba berwarna putih itu,membuatnya menyadari bahwa dia sekarang berada di UKS.
Namun,ia bingung. Bukankah tadi dia berada di toilet dan di bully oleh Karin?.
Lalu siapakah orang yang berbaik hati membawaku kesini? Pikir Sakura. Saat
Sakura hendak mendudukkan dirinya di kasur, tiba-tiba kepalanya langsung merasa
pening dan akhirnya mengurungkan niatnya. Ia mencoba untuk kembali tidur. Namun
tetap saja ia tak bisa karena pening telah terlanjur menderanya. Jadi ia hanya
berbaring dengan pikiran melayang entah kemana.
KRIEEETT…
Tiba-tiba
pintu UKS terbuka menampakkan sosok Shizune-sensei yang memasuki UKS dan
menghampiri Sakura yang masih terbaring lemah di kasur. “Sakura, kau sudah
bangun? apakah kau merasa lebih baik? Tadi Gaara yang membawamu kesini” Tanya
Shizune-sensei dangan wajah khawatir. Ya,dia adalah satu-satunya guru yang
perhatian padaku dan yang emngobati luka yang kudapat sehabis di bully oleh
Karin. “Sabaku-san sensei?”tanyaku balik dengan wajah heran kepada senseiku itu.”Sabaku-san membawaku kesini? Itu sangat
tidak mungkin. Tapi senseiku spertinya memang tak berbohong kepadaku. Ah aku
akan mnanyainya dan berterimakasih kepadanya nanti” ucap inner sakura
.“iya, aku yakin tak salah orang. Jadi
bagaimana keadaanmu?”.“kepalaku sangat pening sensei,bolehkah aku disini dulu?”
tanyaku ku samil menahan pening dikepalaku yang sangat menyiksaku ini.”Sialan kau Karin!” umpatku dalam hati.
“baiklah, kalau begitu aku akan mengambil obatmu sebentar dan aku akan segera
mengurusnya ke kelasmu” Shizune-sensei lalu membuka kotak obat dan memberikan
obat dan segelas air putih kepadaku- sudah dalam posisi duduk -yang langsung
kuminum. Setelah itu ia langsung pergi meninggalkan ku sndirian di UKS,menuju
kelasku.
Aku kembali
merebahkan tubuhku di kasur dan pada akhirnya aku tertidur karena efek obat
yang diberikan tadi. Namun aku bermimpi sedang berada di padang rumput yang
luas dan penuh dengan unga bunga yang mekar mengeluarkan bau semerbak yang
menenangkan. Disana juga berterbangan kupu-kupu berwarna-warni serta angin
sepoi-sepoi yang menerbangkan rambut panjangku perlahan. Tetapi,disana aku bertemu
seorang anak lelaki berambut hitam dan wajahnya tak terlihat jelas, tapi aku
tau kalau dia sedang tersenyum kepadaku.
“ Saku-chan, lihatlah! Aku
membuatkanmu sesuatu!”
“ Memang apa yang kau buat Sasu-kun?
Aku penasaran” Tanya anak perempuan itu yang sepertinya adalah aku saat masa
kecil.
“kalau kau penasaran sekarang tutup
matamu, aku akan memasangnya kepadamu. Tapi awas saja jika kau mengintip! Aku
akan merusaknya” ancam anak lelaki berambut hitam itu.
“ ahhh… kenapa harus meutup mataku.
Nanti gimana liatnya?”
“ kau bisa melihatnya kok. Tapi jika
aku telah selesai memakaikannya kepadamu” terang nya lagi.
“Baiklah Sasu-kun. Tapi jangan
ninggalin aku sendirian” akhirnya gadis kecil itu menurut.
“ tenang saja aku takkan
meninggalkanmu”. Lalu anak lelaki itu menaruh mahkota bunga yang ia buat di
kepala Sakura.
“ nah, sekarang kau bisa membuka
matamu!”
“ wah!! Cantik sekali Sasu-kunnn!!!
Aku menyukainya. terimakasih banyak!” gadis kecil itu sangat senang saat ia
melihat pantulan dirinya di cermin yang di bawa anak lelaki itu dengan mahkota
bunga yang dibuat olehnya telah singgah di atas kepalanya. Ia terlihat sangat
cantik di cermin itu dengan senyum lebar dan wajah gembiranya itu.
Tiba-tiba
Sakura bangun dari alam mimpinya karena dikejutkan dengan bel pulang sekolah
yang telah berbunyi. Ia lalu merasa tidak asing dengan bocah lelaki di mimpinya
itu. Ia merasa itu sangatlah nyata dan menurutnya bukan hanya sekedar mimpi,
seperti ia pernah mengalami kejadian itu. Namun, ia segera mengenyahkan pikiran
itu dari kepalanya dan menganggap tentu saja semua itu tidak mungkin. Ia lalu
memosisikan dirinya duduk dan saat ia berusaha untuk duduk sudah tak ada lagi
pening di kepalanya. Seolah pening dikepalanya telah begitu saja menghilang dan
mencoba untuk berdiri. Obat itu memang manjur! Ia benar-benar sudah sembuh!.
Teringat akan pekerjaan peruh waktunya, Sakura segera menemui Shizune-sensei
untuk mengucapkan terimakasih dan berpamitan dengannya.
Ia berlari
dengan kencang menyusuri trotoar dan menyebrangi jalan untuk menuju tempat ia
biasa bekerja. Ia terlambat sekarang karena ia harus menuju tempat wali
kelasnya itu berada dan terpaksa ia harus menolong gurunya itu yang sedang
kerepotan akan tugasnya. Dan beginilah jadinya ia kecapekan dan hampir melupakan
pekerjaannya. Beberapa blok lagi ia akan sampai di Blossom café tempatnya
bekerja.
KLINTINGG…
Pintu café terbuka
membuat lonceng diatasnya berbunyi. Di depannya Nampak gadis yang berdiri
disana dengan peluh menetes dari dahinya dan nafasnya yang tersengal-sengal,
sehabis berlari menuju cafe itu. Dengan sekejap menghentikan semua pekerjaan
yang pegawai-pegawai itu lakukan dan menatapnya. Sedetik kemudian, Sakura sudah
diseret menuju sebuah ruangan khusus pegawai dengan tarikan keras. Dan selanjutnya
ia menghadapi amukan bos nya karena terlambat dan memberikan Sakura teguran
keras untuk tak mengulangi kesalahannya atau ia akan dipecat dan menyuruhnya
untu segera mengganti bajunya dan melayani pelanggan yang sedang kelaparan di
luar.
“Hahhh…hari
ini benar-benar hari sialku” gumam Sakura dan melangkahkan kakinya ke meja
kasir setelah mengganti bajunya menjadi baju khas maid yang berwarna pink
pastel itu,menguncir tinggi rambut pinknya yang peanjang itu dengan rapi dan melepaskan
kacamata culunnya itu. Ia terlihat sangat cantik dan manis berbeda dengan
sebelumnya. “Aku ingin memesan cappuccino satu dan jangan terlalu manis” pesan
seorang lelaki yang berada di kasir tempat Sakura berada dengan suara
baritonenya dan nadanya yang yang terkesan dingin. “satu cappuccino tidak
terlalu manis, ada yang lain tuan?” Sakura mengetikan pesanan lelaki itu dan
mendongakkan wajahnya saat bertanya kepada lelaki itu. Namun alangkah terkejutnya
dia dengan orang yang baru saja memesan cappuccino kepadanya. Orang itu adalah
Sasuke Uchiha, pacar dari orang yang Sakura benci Uzumaki Karin. “Rupanya kau
kerja disini Haruno” Sasuke menata Sakura tajam dan baru kali ini ia melihat
penampilannya seperti ini dan sekejap membuat Uchiha bungsu itu terpesona oleh
mata emeraldnya yang ternyata selama ini tersembunyi di balik kacamatanya itu.”
Iya, Uchiha-san. Apakah ada lagi yang ingin kau pesan?” Sakura kembali
melayangkan pertanyaan itu lagi. “tidak”. “kalau begitu silahkan duduk dan
mohon ditunggu sebentar. Kami aan segera mengantarkan pesanan Anda”. Sasuke
menuju ke tempat duduk yang posisinya di pojok ruangan dengan menghadap jendela
yang saat ini sedang hujan di luar.
“Ini
pesanannya tuan, silahkan menikmati” ucap salah satu pelayan disini yang saat
ini agak merona merah karena Sasuke menatapnya tajam dengan maniknya yang
berwarnya onyx itu dan langsung berbalik pergi. Sasuke yang tak peduli langsung
menyesap cappuccino nya perlahan menikmati semua rasa yang ada sambil melihat
hujan yang mengguyur Konoha hari ini. Samar-samar ia mendengar suara denting
piano dan suara merdu seseorang yang membuat mengalihkan perhatiannya menuju
sumber suara. Mata onyx nya menemukan seorang gadis berambut merah muda yang
terlihat sangat mempesona yang memainkan piano sambil bernyanyi di ats panggung
kecil yang sudah disediakan piano hitam. Matanya tak bisa lepas dari gadis
sakura itu ia sudah terpikat oleh pesonanya. Semua orang pun sama, pandangan
mereka semua tertuju pada Sakura Haruno, sang gadis culun di KHS. Suara piano
itu mulai perlahan berhenti. Jemari-jemari gadis itu sudah tidak menekan
tuts-tuts hitam putihnya. Dan saat itulah Sasuke menyadari bahwa gadis itu
harus menjadi milik nya seorang. Milik Sasuke Uchiha.
TBC